Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."
Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."
Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."
Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."
Si Penghapus adalah Orang Tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....
Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Pacar,Suami atau Istri),
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.
"Hingga saat ini...
Saya masih menjadi Si Pensil...
Hal itu sangat menyakitkan diri saya...
Melihat si penghapus atau orang tua saya semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.
Kelak suatu hari...
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."
PARENTS are The Most In Life
RentalTuraes
Redi Setiawan , Gianta Utama Putra , Mokhamad Albar
Senin, 12 September 2011
kisah pensil dan si penghapus (coba renungkan kawan)
Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."
Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."
Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."
Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."
Si Penghapus adalah Orang Tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....
Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Pacar,Suami atau Istri),
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.
"Hingga saat ini...
Saya masih menjadi Si Pensil...
Hal itu sangat menyakitkan diri saya...
Melihat si penghapus atau orang tua saya semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.
Kelak suatu hari...
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."
PARENTS are The Most In Life
Penghapus : "Maafkan aku??untuk apa Pensil?? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kepadaku..."
Pensil : "Aku minta maaf karena aku telah membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahanku lenyap, kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."
Penghapus : "Hal itu memang benar...Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Walaupun suatu hari, aku tahu bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tidak suka melihat dirimu bersedih..."
Si Penghapus adalah Orang Tua kita...
Si Pensil adalah diri kita sendiri....
Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil...
(Bertambah tua dan akhirnya meninggal).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (Pacar,Suami atau Istri),
Namun orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.
"Hingga saat ini...
Saya masih menjadi Si Pensil...
Hal itu sangat menyakitkan diri saya...
Melihat si penghapus atau orang tua saya semakin bertambah "Kecil" dan "Kecil" seiring berjalannya waktu.
Kelak suatu hari...
Yang tertinggal hanyalah "Serutan" si penghapus
Segala kenangan yang pernah saya lalui dan miliki bersama mereka..."
PARENTS are The Most In Life
Sabtu, 04 Juni 2011
renungan buat kita tentang kasih sayang seorang ibu !!
RENUNGKANLAH KAWAN !!
Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu. Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana caranya berjalan. Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang. Sebagai balasannya, kau buang semua makanan itu ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun., dia memberimu pensil berwarna. Sebagai balasanna, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kau berumur 5 tahun. dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah. Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah. Sebagai balasannya, kau bertirak, "nggak mau...!!!"
Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola. Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim. Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus pianomu. Sebagai balasan, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun. Sebagai balasan, kau lompat keluar mobil tanpa memberi salam.
Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop. Sebagai balasan, kau minta dia duduk di barisan yang lain.
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa. Sebagai balasan, kau tunggu dia sampai dia keluar rumah.
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya. Sebagai balasan kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan. Sebagai balasannya, kau tidak pernah menghubungi dan memberi kabar.
Saat kau berumur 15 tahun, pulang kerja ingin memelukmu. Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya. Sebagai balasan, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting. Sebagai balasannya, kau telepon nonstop semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu saat kau lulus SMA. Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus di hari pertama. Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya "Dari mana saja seharian ini?". Sebagai balasan, kau jawab, "Ah, ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasan kau katakan, "Aku tidak ingin seperti ibu."
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi. Sebagai balasannya, kau tanya dia, kapan bisa ke Bali.
Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu satu set furnitur untuk rumah barumu. Sebagai balasannya, kau ceritakan kepada temanmu betapa jeleknya furnitur itu.
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan. Sebagai balasannya, kau mengeluh, "Aduuuh, bagaimana ibu ini, kok bertanya seperti itu?"
Saat kau berumur 25 tahun, dia membantu membiayai pernikahanmu. Sebagai balasan, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 Km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberimu beberapa nasihat untuk meraawat bayimu. Sebagai balasan, kau katakan padanya, "Bu, sekrang jamannya sudah berbeda."
Saat kau berumur 35 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta pernikahan salah satu kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, "Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."
Saat kau berumur 40 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu. Sebagai balasan, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka menghantam hatimu bagaikan palu godam.
Jumat, 03 Juni 2011
Ketika Tuhan Menciptakan Wanita
Ketika Tuhan menciptakan wanita, malaikat datang dan bertanya,
"Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?"
Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?" Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".
Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!
Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".
Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"
Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."
"Untuk apa?", tanya malaikat.
Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
CINTANYA TAK BERSYARAT. HANYA ADA SATU YANG KURANG DARI WANITA, DIA SERING LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..."
"Mengapa begitu lama menciptakan wanita, Tuhan?"
Tuhan menjawab,
"Sudahkah engkau melihat setiap detail yang saya ciptakan untuk wanita?" Lihatlah dua tangannya mampu menjaga banyak anak pada saat bersamaan, punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua itu hanya dengan dua tangan".
Malaikat menjawab dan takjub,
"Hanya dengan dua tangan? tidak mungkin!
Tuhan menjawab,
"Tidakkah kau tahu, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari".
Malaikat mendekat dan mengamati wanita tersebut dan bertanya,
"Tuhan, kenapa wanita terlihat begitu lelah dan rapuh seolah-olah terlalu banyak beban baginya?"
Tuhan menjawab,
"Itu tidak seperti yang kau bayangkan, itu adalah air mata."
"Untuk apa?", tanya malaikat.
Tuhan melanjutkan,
"Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan, serta wanita ini mempunyai kekuatan mempesona laki-laki, ini hanya beberapa kemampuan yang dimiliki wanita. Dia dapat mengatasi beban lebih dari laki-laki, dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri, dia mampu tersenyum saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, dia mampu berdiri melawan ketidakadilan, dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang, dia girang dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia, dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran. Dia begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian, tapi dia mampu mengatasinya. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
CINTANYA TAK BERSYARAT. HANYA ADA SATU YANG KURANG DARI WANITA, DIA SERING LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..."
Jumat, 13 Mei 2011
Eksotika Gunung Tangkuban Perahu
Kokoh berdiri sebuah gunung yang mempunyai keunikan tersendiri, dengan bentuk permukaan seperti perahu terbalik bila dipandang dari jarak jauh,ya.. itu lah salah satu kekayaan alam yang dimiliki kota Bandung yang berada di bagian Bandung sebelah utara ini yaitu “gunung tangkuban perahu”, suasana yang sangat asri dan sejuk merupakan ciri khass bagi gunung yang dikaitkan dengan sebuah cerita rakyat “sangkuriang” ini.
Bila kita ingin menuju tempat ini terlebih dahulu kita akan melewati jalan aspal yang mulus ditambah sebelah kanan kiri kita berdiri kokoh pohon-pohon pinus hijau yang sangat memanjakan mata,kepenatan ataupun kesibukan sehari-hari seolah-olah hilang seketika ketika kita mencium aroma khas pohon pinus yang ditetesi embun akibat guyuran air hujan yang tidak ada duanya. Perjalanan menuju tangkuban perahu tidak akan membosankan tentunya,
Setibanya kita di pintu gerbang, kita semua dihadirkan oleh keadaan alam yang benar-benar masih alami pohon hijau dimana-mana dan disambut oleh penjaga-penjaga yang ramah pula. Perjalanan menuju lokasi pun harus kita lanjutkan kembali meskipun jalan yang tersedia cukup curam tetapi aspal dari jalan ini sangat mulus, kita tidak usah takut karena pemerintah daerah telah memasang rambu-rambu jalan agar kita semua dapat berhati-hati.
Setibanya di lokasi kita dapat menyaksikan embun yang menutupi gunung ini ditemani bau khas dari gunung yang masih aktif yaitu bau belerang.
Pedagang yang ada di lokasi ini pun sungguh sangat rapih dan teratur, mereka mempunyai lokasi-lokasi tersendiri agar tidak mengganggu wisatawan yang ingin menikmati keindahan tangkuban perahu.
Siang hari pun terasa masih sejuk, tentunya berbeda dengan keadaan bila kita berada di kota. Ditemani dengan jagung bakar yang dijajakan oleh pedagang dan secangkir kopi hangat , kita sungguh sangat bisa merasakan bagaimana kesempurnaan tuhan dalam menciptakan Alam semesta ini.
Obyek wisata yang tersedia pun sangat banyak sekali dimulai dari kawah dan juga adanya curug yang menurut orang sekitar, bila kita mencuci muka kita di curug ini niscaya aura positif kita akan keluar dan didekatkan dengan jodohnya untuk orang uang masih lajang, tetapi untuk orang yang sudah menikah niscaya rumah tangganya akan awet sampai ajal menjemput.
Setelah kita istirahat sebentar untuk menikmati jagung bakar dan kopi hangat tadi, kita pun berencana pergi ke salah satu kawah yang ada di tempat ini yaitu kawah domas, meskipun jalan ke kawah ini cukup jauh ,etapi kita tidak akan merasa bosan karena sepanjang perjalanan disuguhkan pohon-pohon yang rindang dan jalan bebatuan yang sangat rapih sekali. Sesampainya di kawah ini sungguh luar biasa sekali, kawah yang berwarna putih dan bebatuan yang berwarna putih juga menyambut kedatangan kami ditemani oleh embun khas pegunungan yang menyejukan badan kita setelah berjalan kaki menuju tempat ini.
Bau belerang pun menusuk hidung kami, tetapi inilah eksotika sebuah gunung api yang msih aktif, tetapi hal itu serasa hilang ketika kita menyaksikan embun mulai muncul meskipun tidak terlalu gelap dan pandangan kita pun masih data melihat keindahan-keindahan di sekitar kawah ini
Kekokohan mu kawan telah menyadarkan kami akan keagungan sang pencipta, keindahan mu kawan telah memberikan kesadaran bagi kita bahwa sang pencipta merupakan arsiterktur terbaik di alam semsta ini dan tidak ada duanya. Kami berharap keindahan kau pun dapat terjaga selamanya dan tidak ada orang-orang jang bertangan jahil yang merusak keindahan mu. Tetaplah berdiri kokoh dank au merupakan symbol dari kekayaan alam yang dimiliki kota Bandung tercinta ini.
Langganan:
Postingan (Atom)